Jumat, 25 Desember 2009

Berjalan di Awan

Berjalan di awan nan Jingga
Langkahku terasa semakin lelah
Semakin tinggi lagi ku di telan kabut hitam
Pelangi indah rona warna di deretan awan putih
Seperti wajahmu yg teduh dan lugu
Semakin dalam lagi ku di seret kerinduan
Halilintar melintas di kepalaku
Jarak perjalananku masih jauh
Seberkas sinar surya
Menembus samar barisan awan
Sanggupkah menerangi jiwaku
Akupun berharap sampai di atas Pelangi.

Kerinduan Yang Sirna

Ketika ku buka mataku
Kegelisahan datang menerkam
Aku lenyap oleh cahaya pagi
Membawaku ke dalam rengkuhanmu
Ketika ku terbangun
Kerinduan datang menerpaku
Aku hilang di rebut aroma cintamu
Membawaku ke dalam pelukanmu
Semilir angin malam menyambut pagi
Menghentikan lamunanku kepadamu
Gemuruh air hujan menyumbat nyanyianku
Terbawa sirna ke dalam dada
Aku kembali tertidur di atas kepekatan mimpi yang terhenti.

Rabu, 23 Desember 2009

Isyarat Cinta

Sering kali aku tak pernah bisa menerobos
Isyaratmu lewat tatapan mata indahmu
Bibirmu,senyumanmu
Sering membisikan yang bakal buat aku terpaku
Sering kali aku tak pernah bisa menangkal
Isyaratmu lewat kata
Tingkahmu,langkahmu
Sering menyentuh hati yang bakal aku terajatuh
Kadang aku memilih berdusta
Menghianti suara hati
Sesungguhnya kejujuran
Dapat menangkal semua pnyesalan
Aku mencoba searah dengan hati kecil
Cinta tulus dan kesetiaan
Bahasa itu patut aku pelajari
Dengan kalimat suci
Tentu terwujud cinta sjati..

Cinta Yang Kumiliki

Di ruang cinta yang berkah
Yang penuh dengan gejolak
Mengikuti jalur asmara
Lengkapi dengan rasa
Sempurna untuk indah
Yakin menuju bahagia
Di menara angkasa
Bintang-bintang brsabutan
Bulan menatap tajam
Dan panasnya matahari
Pun menjadi hangat seketika
Akupun merasakan terlindung
Terbakar dari getirnya dusta
Cinta yang kumiliki sepenuh hatiku
Alam semesta tunduk dan sujud
Entah yang ku terima aku tak pduli...

Wangi Aroma Tubuhmu

Terdiam & menunggu
Datangnya Halilintar
Dengan menyeret kabut hitam nan pekat
Ku tuangkan ke dalam dunia gelap
Yang jauh dari duniaku
Untuk bisa merubah pekatnya kebencian
Agar Halilintar terlihat terang saat melintas
Ku coba lukiskan ke dalam kanfas
Dengan garis rapih dan warna-warni
Yang aku rindui & kuingini
Mungkinkah ada prubahan
Jika aku hanya memejamkan mata
Pikiran jauh melayang
Menembus batas hayal
Cintamu telah membakar jiwaku
Di iringi dengan sejuk terasa desahan nafasmu
Semampai langkahmu
Wangi aroma tubuhmu
Hingga Menyumbat Kepalaku
Mempengaruhi pikranku
Dan melabilkan semangatku...

Merasakan keberadaanku

Malam kini beranjak sepi
Suasana makin hening
Serangga malam bersenandung lirih
Mengalunkan tembang lembut
Mengiringi malam yang semakin senyap
Di atas Langit tampak Purnama
Cahaya lembut muncul di balik Cakrawala
Menyajikan berbagai macam perasaan
Pada jiwa-jiwa yang sedang terdiam
Sebentuk keinginan terkuak dari balik hati
Ku ingin menjadi berarti
Pada setiap orang yang menganggapku ada
Ku ingin menjadi yang terbaik
Pada setiap Sahabat yang merasakan keberadaanku
Meski hanya ada dalam dunia maya...

Aku Hanyalah

Aku tidak seperti Bulan yang pantas kamu kagumi
Aku tidak seindah Bunga yang bisa kamu senangi
Aku hanyalah seorang Pria yang tidak punya pesona
Cerita hidupku sangatlah kacau
Hari-hariku tak seindah Pelangi
Aku berterimakasih atas kebaikanmu
Yang tlah buatku jadi melambung di Awan..
Jujur kamu sangatlah istimewa buat aku
Kumohon jangan jadikan menjadi tiada dalam alam maya'mu
Kamu harus selalu ada buatku...

Hanya PadaMU

Kini air mata kembali terkuras
Jiwa merintih, hati menjerit, bathin menangis
Dimana sebuah kehidupan sedang di uji
Duka lara meliputi
Merobek semangat yang kian memupus
Hanya deraian air mata yang sanggup melepaskan semuanya
Suara pilu bertanya
Q hidup dengan siapa?
Q harus tinggal dimana?
Jawabnya hanya di depan mata
Semua hancur merata dalam sekejap
Berdiri dengan mata berkaca
Menangis tanpa kata
Kemana langkah ini ku bawa
Kemana derita ini ku aduhkan
Hanya padamu ya Allah
Kau tlah ambil semua
Yang memang sudah menjadi milikMU
Tapi kumohon jangan pernah engkau ambil rasa percayaku atas kuasaMU...

Menatap kepedihan

Mata sayu menatap nanar
Memandang puing-puing reruntuhan berserakan
Menyaksikan tragedi Gempa
Yang tidak hanya menguras harta benda
Tapi juga telah merenggut nyawa
Entah adik kakak, ayah ibu & saudara-saudara
Yang lain tertimbun puing
Bisakah air mata menghapus duka ini
Aku yang jauh menatap kepedihan lewat layar kaca
Ya Allah, ini adalah kuasaMU,
Ini kehendakMU
Kumohon berikan kekuatan pada hambamu
Yang telah menghadapMU
Berikan tempat yang layak di sisiMU
Ya Allah kekuatanku hanya ada dalam doaku...

TakdirMU

Mata terpejam mulut terkatup
Raga terbaring kaku tak berdaya
Kala ku teringat manis senyummu
Santun kata-katamu,
Membuat semakin tak percaya akn takdirMU
Wajah pucat nan dingin
Memicu kesedihan yang semakin mendalam
Kau tlah pergi membawa sribu kenangan
Kau pergi dan membiarkanku
Dalam ketidak berdayaanku
Haruskah air mata ini
Mengiringi akhir perjalananmu
Perasaan hancur
Telah mengobrak abrik segala mimpiku
Duka yang kau tinggalkan
Telah menguras segala smangatku
Sanggupkah q melewati semua ini tnpa dirimu...

Mana Jawabmu..?

Aku mencari jawaban kata-katamu,
ku gores pena menyusuri garis kertas,
Aku merasa melihat bayangmu samar,
Seakan sengaja menutupi risau jiwa,
Wahai angin apakah semilirmu sengaja mengarungi pikiranku?
Wahai langit apakah cerahmu menerangi jiwaku?
Wahai embun apakah kabutmu menyejukan hatiku?
Semua hanya terdiam membisu
Seakan berpura-pura tak mengerti..
Apakah aku bisa mendapatkan jawaban yang mistery itu?